Pages

Subscribe:

Time

Rabu, 11 April 2012

Misteri Hutan 'Bunuh Diri' di Kaki Gunung FujiTue, 10 Apr 2012 15:44:59 WIB - Berita & Peristiwa
Dibalik keindahan panoramanya, kawasan Gunung Fuji menyimpan sebuah misteri yang menakutkan selama puluhan tahun. Di salah satu hutan di bagian kaki gunung, terdapat sebuah hutan angker yang menjadi tempat beristirahatnya orang-orang yang mati secara mengenaskan, alias bunuh diri.

Letaknya yang sangat terpencil, dikelilingi pepohonan rindang dan lebat, hutan Aokigahara memang menjadi tempat peristirahatan yang cocok untuk menyepi dan meninggal sendiri tanpa ada yang mengetahui.

Setidaknya, setiap tahun ada sekitar 100 mayat yang ditemukan, baik tergeletak maupun tergantung di berbagai pohon yang ada di sana. Berapa jumlah pasti orang yang bunuh diri di hutan tersebut, pemeritah otoritas setempat tidak mengetahui dan menganggapnya sebagai misteri. Terlebih lagi karena luasnya area hutan yang ada.

Setali tiga uang dengan jumlahnya, alasan pemilihan tempat ini juga masih buram. Namun beberapa cerita menyebut hal itu berawal dari sebuah novel.

Seorang pakar geologi Jepang, Azusa Hayano, telah mencoba mempelajari keberadaan hutan tersebut selama 30 tahun. Namun hingga kini, pria yang mengaku telah menemukan lebih dari 100 mayat selama 20 tahun terakhir ini mengaku belum mengerti secara pasti mengenai penyebab trend yang ada di hutan tersebut.

Kini Hayano membuat sebuah film dokumenter di hutan itu bersama dengan kru dari Vice World.

Dalam satu bagian, Hayano mengajak tim ke sebuah tempat yang disebut dengan 'Jukai' (lautan pohon). Di sana, gambar menyeramkan dari mayat orang-orang yang melakukan bunuh diri, ada yang sudah menjadi kerangka dengan pakaian yang masih utuh, ada juga mayat yang masih menggantung di atas pohon.


 Meski banyak yang memutuskan mengakhiri hidup, namun tidak sedikit juga dari mereka yang membatalkan niatnya. Mengenai hal ini, Hayano bisa mengenali mereka yang masih memiliki keraguan. Hal itu dapat diketahui oleh beberapa tenda yang ditemukan di hutan itu.

Pada sebuah kesempatan, Hayano berhasil menemukan sebuah tenda berwarna kuning. Di dalamnya ada seorang pemuda yang mengaku sedang berkemah. Dengan ramah dan bijak, Hayano mencoba mendorong sang pemuda untuk membatalkan niatnya.

"Pikirkanlah baik-baik. Lihat sesuatu dari sisi positif," katanya seperti yang dikutip dari Daily Mail.

Temuan lain yang membuat miris adalah sejumlah tali gantungan, catatan kata terakhir yang terpatri di pohon, hingga buku petunjuk untuk melakukan bunuh diri.

Saking banyaknya orang yang melakukan bunuh diri di tempat itu, pemerintah setempat bahkan harus memasang papan peringatan di awal jalur umum yang biasanya dilewati.

"Hidup Anda adalah hadiah yang tak ternilai dari orang tua, Pikirkan lahi orang tua, saudara, dan anak-anak anda. Jangan simpan sendiri. Bicarakanlah masalahmu," demikian bunyi peringatan tersebut.

 Hayano sendiri memandang perilaku bunuh diri yang semakin marak di Jepang mengalami perubahan drastis. Dulu ritual bunuh diri dilakukan dengan menggunakan Samurai demi menyelamatkan kehormatannya. Sementara kini, banyak orang yang bunuh diri hanya karena semata-mata merasa terisolasi dari lingkungan sosial dan dunia.

"Sekarang kita bisa menjalani hidup dengan cara online setiap hari. Akan tetapi, fakta yang terpenting adalah kita masih butuh bertemu satu sama lain, membaca ekspresi mereka dan mendengarkan suara mereka sehingga kita sepenuhnya mengerti emosi yang ada dalam diri mereka," pungkasnya.

Selengkapnya......

Minggu, 08 April 2012

Hal Yang Tak Kita Sadari Ketika Minta Maaf Sama Ibu

Mungkin postingaku untuk yang saat ini gak nyambung dengan info blogku yang menyediakan info IT dan jepang

Aku hanya ingin saja kalian membuka mata kalian semua betapa berdosanya kita sekarang ini kepada Ibu kita.




Langsung saja aku tidak mau berbasa-basi lagi

Saat kau berusia 1 tahun, ia mensusuimu dan memandikanmu, sebagai balasannya kau menangis di tengah malam.



Saat kau berusia 2 tahun, dia mengajarimu cara berjalan. Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.



Saat kau berusia 3 tahun, dia memasakkan makanan kesukaanmu dengan kasih sayang. Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai.



Saat kau berusia 4 tahun, dia memberimu pensil warna. Sebagai balasannya kau coret semua dinding dan meja makan dengan pensil warna itu.



Saat kau berusia 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang indah. Sebagai balasannya, kau mengotorinya dengan bermain di kobangan.



Saat kau berusia 6 tahun, dia mengantarkanmu ke sekolah. Sebagai balasannya, kau berkata, ”nggak mau, aku mau sama bibi!”



Saat kau berusia 7 tahun, dia membelikanmu mainan. Sebagai balasannya, kau lebih mementingkan mainanmu tetap bagus daripada ibumu yang bersedih.



Saat kau berusia 8 tahun, dia menginjinkanmu jajan. Sebagai balasannya, kau terus merengek dan menghabiskan uangnya.



Saat kau berusia 9 tahun, dia membayar mahal atas biaya les dan lain-lain. Sebagai balasannya, kau seringkali bolos dan bahkan sengaja meninggalkan.



Saat kau berusia 10 tahun, dia mengantarkanmu ke mana saja. Sebagai balasannya, tak ada salam ketika kau meninggalkannya.



Saat berusia 11 tahun, dia mengijinkanmu menonton bioskop atau acara lain di luar bersama teman-temanmu. Sebagai balasannya, kau memintanya duduk di barisan lain tak duduk bersama kau dan teman-temanmu.



Saat kau berusia 12 tahun, dia melarangmu untuk menonton acara dewasa. Sebagai balasannya, kau tetap menonton setelah menunggu dia keluar rumah.





Saat kau berusia 13 tahun, dia menyarankanmu memotong rambut. Sebagai balasannya, kau mengatakan, ”ibu tak tahu mode niyh. Rambut seperti ini lagi zamannya!”



Saat kau berusia 14 tahun, dia membayar biaya kemah atau tafakur alam di sekolahmu. Sebagai balasannya, kau tak pernah meneleponnya atau memberi kabar.



Saat kau berusia 15 tahun, pulang kerja ia ingin memelukmu. Sebagai balasannya, kau mengunci pintu kamarmu, kau bilang, ”saya sudah besar bu!”

Saat kau berusia 16 tahun, dia membolehkanmu mengendarai kendaraan bermotor. Sebagai balasannya, kau menyalahgunakan izin tersebut.



Saat kau berusia 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting kau malah asyik menelepon teman-temanmu yang sama sekali tidak begitu penting.

Saat kau berusia 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau akhirnya lulus SMA. Sebagai balasannya, kau berpesta semalaman hingga pagi.



Saat kau berusia 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus untuk pertama kali. Namun balasannya, kau malah meminta ibumu berhenti jauh dari gerbang kampus dan berkata, ”aku malu bu! Aku kan udah gede.”



Saat kau berusia 20 tahun, dia bertanya, ”dari mana saja kamu sehariaan nak?” lalu kau menjawab, ”Ah, Ibu cerewet sekali siyh, ingin tahu urusan anak muda aja!”



Saat kau berusia 21 tahun, dia bertanya, ”Gimana kuliahmu nak?” lalu kau menjawab, ”biasa saja, memangnya kenapa?” dengan logat acuh.



Saat kau berusia 22 tahun, dia mememlukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi. Sebagai balasannya, kau tanya padanya, ”mana hadiahnya? Katanya mau jalan-jalan saat aku lulus bu?”



Saat kau berusia 23 tahun, dia membelikanmu sebuah barang yang kau idamkan. Lalu balasannya, ”ah ibu! Kalau mau beli apa-apa untukku bilang-bilang dong! Aku nggak suka model seperti ini, aku suka yang kayak begini loh!”



Saat kau berusia 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa depan. Sebagai balasannya, kau mengeluh, ”kok pertanyaan kayak begitu?



Saat kau berusia 25 tahun, dia membantu membiayai pernikahanmu. Sebagai balasannya kau malah pindah ke luar kota meninggalkan ibumu.



Saat kau berusia 30 tahun, dia memberitahumu cara merawat bayi. Sebagai balasannya, kau malah berkata, ”Bu, sekarang zamannya sudah beda. Udah zaman modern, nggak perlu cara seperti dulu lagi.”



Saat kau berusia 50 tahun, dia sakit-sakitan dan membutuhkan perawatanmu. Sebagai balasannya, kaun malah membaca Buku Pengaruh Negatif Mengasuh Orang Tua Di Rumah Sendiri Terhadap Anak.



Dan suatu hari ia meninggal dengan tenang, dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum kamu lakukan padanya, karena mereka datang menghantam hatimu bagaikan palu Ghodam.



JIKA BELIAU MASIH ADA JANGAN LUPA MEMBERIKAN KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH DIA BERIKAN KEPADAMU.

Selengkapnya......

jadwal sholat