Mungkin Istilah Otaku sudah tidak jarang lagi bagi penggemar Anime dan
Manga. Ya memang sudah banyak Komunitas Otaku di indonesia. Tapi banyak
juga orang yang menklaim bahwa dirinya otaku hanya karena dia menyukai
anime, manga, dorama, J-music, ataupun J-culture lainnya. Namun
kebanyakan orang di indonesia mengklaim dirinya otaku hanya karena dia
suka banyak serial anime ataupun manga.
Sebenarnya menyukai banyak serial anime ataupun manga belum layak
disebut otaku, karena memang banyak orang yang suka anime manga tapi dia
bukan otaku. Sekedar menykai anime dan munga bukan berarti otaku.
Banyaik yang mengklaim dirinya otaku tanpa tahu apa itu otaku.
Sebenarnya Otaku bukan lah orang yang sekedar menyukai anime dan manga
begitu saja. Lantas apa sebenarnya pengertian Otaku itu? Berikut
Penjelasannya mengenai Apa sih otaku itu? yang saya kutip dari berbagai
sumber...
Apa sih otaku? Sering dengar, tapi artinya kok tidak
jelas. Kata Otaku sendiri berarti 'rumahmu' atau 'kamu' dan mempunyai
konotasi formal. Jadi aneh jika menggunakan kata 'otaku' dalam
pembicaraan sehari-hari dengan teman. Tapi sejak sekitar akhir tahun
70-an, arti dari otaku mulai bergeser. Konon awalnya adalah ketika
kalangan penggemar anime/manga ketika bertemu mereka menyapa, "Bolehkan
saya melihat koleksi kamu [=otaku]" dengan bahasa yang sopan. Menurut
Toshio Okada [salah satu pendiri Gainax, yang kini mendalami budaya
otaku], istilah otaku berasal dari kreator Macross [1982], Shoji
Kawamori dan Haruhiko Mikimoto yang bekerja di Studio Nue. Keduanya
belajar di Universitas Keio [yang dikenal sebagai institusi pendidikan
terhormat], mereka menggunakan kata 'otaku' untuk saling menyapa.
Kemudian staff Studio Nue juga turut menggunakan sapaan otaku, hingga
menular ke kalangan fans Macross.
Tahun 1983, istilah 'otaku'
untuk menyebut fans digunakan dalam artikel Otaku no Kenkyu dalam
majalan Manga Burikko yang ditulis oleh jurnalis Akio Nakamori. Ia
menyebut fans sebagai otaku-zoku [generasi otaku] dan menulis bahwa
otaku itu anti sosial, tertutup dan aneh. Istilah otaku itu semakin
negatif ketika kasus pembunuhan 4 orang anak perempuan oleh Tsutomu
Miyazaki tahun 1989 membuka fakta bahwa Miyazaki adalah seorang 'otaku'
yang tidak dapat memisahkan antara kenyataan dengan khayalan yang ia
konsumsi melalui manga dan anime [yang kebanyakan mengandung unsur
pornografi/hentai dan kekerasan].
Terlepas dari stereotyping
dan kasus yang dikaitkan dengan definisi otaku, sebenarnya otaku tidak
terbatas pada anime dan manga saja. Di Jepang label otaku bisa diberikan
bagi orang yang tergila-gila pada artis, game, militia [hal-hal yang
berbau militer], kaiju [monster seperti Godzilla, dll], cosplay,
imperial [hal-hal yang berhubungan dengan kekaisaran Jepang sejak zaman
kuno], dll. Bukankah itu sama saja dengan fandom apapun di seluruh
dunia? Fans sepak bola, penyuka mobil balap, Harry Potter, dsb. Intinya,
otaku adalah sebutan untuk orang yang sangat menggemari sesuatu.
Tetapi, berbeda dengan fans pada umumnya, otaku mempunyai arti yang
lebih spesifik [juga karena pergeseran budaya di sana]. Otaku adalah
fans berat dan fanatik, yang sering kali [walau tidak semua] juga
berperilaku tertutup dan tidak mudah bersosialisasi. Otaku lebih nyaman
berhubungan dengan sesama otaku atau dengan objek yang disukainya
[misalnya anime, manga, game]. Dengan segala kecanggihan tekhnologi di
Jepang, otaku lebih sering berhubungan dengan sesama otaku melalui
internet, tanpa kenal nama asli maupun sosok orang yang sebenarnya.
Mereka bertukar informasi karena bagi otaku, informasi adalah segalanya.
Sekecil dan sesepele apapun informasi itu, yang penting mereka tahu.
Adalah kebanggaan bila tahu suatu informasi yang tidak/belum diketahui
oleh orang lain atau sesama otaku. Jadi bagi otaku, nama anjing
peliharaan mangaka favoritnya atau pekerjaan ayah artis idolanya itu
sangat penting. Informasi juga menjadi ukuran seberapa hebat dirinya
sebagai otaku. Karena itu para otaku sering disebut sebagai maniak
karena kesukaan mereka pada sesuatu benar-benar total.
Sayangnya, karena sebagian otaku ini bersikap anti sosial, tertutup, dan
nampak aneh bagi orang-orang yang non-otaku, jadilah anggapan umum
bahwa otaku adalah buruk. Hal ini juga didukung oleh perilaku kriminal
ataupun kelainan jiwa dari tidak sedikit otaku yang membuat definisi
otaku semakin negatif. Label otaku sekelas dengan "nerd" di Amerika
Serikat [USA] yang dinilai tidak dapat berlaku sewajarnya di
lingkungannya. Namun di USA sendiri, label otaku justru disandang dengan
penuh rasa bangga oleh penggemar anime/manga. Karena anime/manga masih
menjadi hobi yang jarang, fans merasa diri mereka unik dan bangga
menjadi 'otaku' yang tahu lebih banyak soal anime/manga daripada orang
lain. Bagi fans di Indonesia, sedikit banyak sama dengan fans USA yang
bangga menjadi otaku karena tidak tahu di Jepang istilah otaku mempunyai
arti yang cenderung negatif.
Untuk istilah otaku, karena tahu
pada walnya arti otaku tidak mengandung unsur negatif, rasanya sah-sah
saja menyebut fans yang memang tahu banyak soal anime, manga, atau
J-music sebagai otaku. Tapi itu hanya untuk membedakan antara fans yang
kadarnya biasa-biasa saja dengan hardcore fans/fans berat. Apalagi kalau
fans itu tidak melakukan sesuatu yang buruk.
Artikel ini
memang terlalu pendek untuk menjabarkan apa arti otaku sesungguhnya dari
berbagai aspek. Tetapi yang penting, otaku bukan sesuatu yang mati.
Otaku bisa berkembang dan bergeser artinya dipengaruhi oleh perilaku
orang yang menjadi subjeknya, yaitu kamu sendiri. Terserah kemana fans
akan membawanya, apakah ke arah yang positif, atau justru membuatnya
semakin negatif?.
Kesimpulannya, Orang yang diklaim sebagai
otaku adalah orang yang menjadi sangat maniak dan menitik beratkan
terhadap hobinya dan selalu update untuk mengumpulkan data mengenai apa
hobi/minatnya dan mencari info-info terbaru mengenai hal yang
ditekuninya, seperti Tekhnologi, Anime, Dorama, Manga, Music, Dll.
Mengoleksi setiap hal yang berhubungan dengan hal yang ditekuninya
tersebut dengan sangat teramat lengkap, seperti membeli miniaturnya,
dll. Jadi, Otaku bukan lah orang yang suka akan anime dan manga saja,
melainkan orang yang suka dan maniak terhadap satu hal yang sangat
disukainya dan ditekuninya dengan tak terkendali. Biasanya otaku dibantu
dengan alat-alat canggih yang mendukung hobinya, dan suka menghabiskan
uang ( sangat Boros ) untuk mendapatkan hal-hal yang mendukung hobinya
tersebut.
Kamis, 06 Oktober 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar